19 Agustus, 2009

* MENGATASI KEJANG PADA BAYI DAN BALITA

Kejang, baik yang disertai demam atau tidak, bisa berdampak fatal. Itulah sebabnya, setelah memberi pertolongan pertama, bawa segera si kecil ke rumah sakit.

Kejang sendiri terjadi akibat adanya kontraksi otot yang berlebihan dalam waktu tertentu tanpa bisa dikendalikan. Salah satu penyebab terjadinya kejang demam yaitu tingginya suhu badan anak. Timbulnya kejang yang disertai demam ini diistilahkan sebagai kejang demam (convalsio febrillis) atau stuip/step.

Masalahnya, toleransi masing-masing anak terhadap demam sangatlah bervariasi. Pada anak yang toleransinya rendah, maka demam pada suhu tubuh 38 C pun sudah bisa membuatnya kejang. Sementara pada anak-anak yang toleransinya normal, kejang baru dialami jika suhu badan sudah mencapai 39 C atau lebih.

SEGERA BAWA KE DOKTER

Untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, disarankan agar orang tua sesegera mungkin memberi pertolongan pertama begitu tahu si kecil mengalami kejang demam.

Setelah itu,jangan tunggu waktu lagi bawa segera si kecil ke dokter atau klinik terdekat. Jangan terpaku hanya pada lamanya kejang, entah cuma beberapa detik atau sekian menit. Dengan begitu, si kecil akan mendapat penanganan lebih lanjut yang tepat dari para ahli. Biasanya dokter juga akan memberikan obat penurun panas, sekaligus membekali obat untuk mengatasi kejang dan antikejang. “Sebagai pertolongan pertama, tak usah membawanya langsung ke rumah sakit lengkap yang letaknya relatif lebih jauh karena bisa-bisa si kecil mendapat risiko yang lebih berbahaya akibat lambat mendapat pertolongan pertama.”

Selain itu, jika kejang demam tidak segera mendapat penanganan semestinya, si kecil pun terancam bakal terkena retardasi mental. Pasalnya, kejang demam bisa menyebabkan rusaknya sel-sel otak anak. Jadi, kalau kejang itu berlangsung dalam jangka waktu yang lama, maka kemungkinan sel-sel yang rusak pun akan semakin banyak. Bukan tidak mungkin tingkat kecerdasan anak akan menurun drastis dan tidak bisa lagi berkembang secara optimal.

Bahkan beberapa kasus kejang demam bisa menyebabkan epilepsi pada anak. Yang tak kalah penting, begitu anaknya terkena kejang demam, orang tua pun mesti ekstra hati-hati. Soalnya, dalam setahun pertama setelah kejadian, kejang serupa atau malah yang lebih hebat berpeluang terulang kembali.

Untuk mengantisipasinya, sediakanlah obat penurun panas dan obat antikejang yang telah diresep-kan dokter anak. Meski begitu, orang tua jangan kelewat khawatir. Karena dengan penanganan yang tepat dan segera, kejang demam yang berlangsung beberapa saat umumnya tak menimbulkan gangguan fungsi otak.

CIRI-CIRI KEJANG

Tentu saja dalam hal ini orang tua harus bisa membaca ciri-ciri seorang anak yang terkena kejang demam. Di antaranya:

* kedua kaki dan tangan kaku disertai gerakan-gerakan kejut yang kuat dan kejang-kejang selama 5 menit . bola mata berbalik ke atas

* gigi terkatup

* muntah

* tak jarang si anak berhenti napas sejenak.

* pada beberapa kasus tidak bisa mengontrol pengeluaran buang air besar/kecil.

* pada kasus berat, si kecil kerap tak sadarkan diri. Adapun intensitas waktu kejang juga sangat bervariasi, dari beberapa detik sampai puluhan menit.

TIPS ATASI KEJANG DEMAM

Berikut beberapa penjelasan tentang kejang dan demam pada anak: . Suhu tubuh normal anak berkisar antara 36-37 C. Si kecil dinyatakan demam bila temperatur tubuhnya yang diukur melalui mulut/telinga menunjukkan angka 37,8 C; melalui rektum 38 C, dan 37,2 C melalui ketiak.Sebelum semakin tinggi, segera beri obat penurun panas. .

Orang tua jangan begitu gampang mengatakan seorang anak demam atau tidak hanya dengan menempelkan punggung tangannya di dahi anak. Cara ini jelas tidak akurat karena amat dipengaruhi oleh kepekaan dan suhu badan orang tua sendiri.

Termometer air raksa diyakini merupakan cara yang paling tepat untuk mengukur suhu tubuh. Pengukuran suhu tubuh akan lebih akurat bila termometer tersebut ditempatkan di rongga mulut atau rektum/anus dibanding ketiak.

Saat menghadapi si kecil yang sedang kejang demam, sedapat mungkin cobalah bersikap tenang. Sikap panik hanya akan membuat kita tak tahu harus berbuat apa yang mungkin saja akan membuat penderitaan anak tambah parah.

Jangan gunakan alkohol atau air dingin untuk menurunkan suhu tubuh anak yang sedang demam. Penggunaan alkohol amat berpeluang menyebabkan iritasi pada mata dan intoksikasi/keracunan.

Lebih aman gunakan kompres air biasa yang diletakkan di dahi, ketiak, dan lipatan paha. Kompres ini bertujuan menurunkan suhu di permukaan tubuh. Turunnya suhu ini diharapkan terjadi karena panas tubuh digunakan untuk menguapkan air pada kain kompres. Penurunan suhu yang drastis justru tidak disarankan.

Jangan coba-coba memberikan aspirin atau jenis obat lainnya yang mengandung salisilat karena diduga dapat memicu sindroma Reye, sejenis penyakit yang tergolong langka dan mempengaruhi kerja lever, darah, dan otak.

Setelah anak benar-benar sadar, bujuklah ia untuk banyak minum dan makan makanan berkuah atau buah-buahan yang banyak mengandung air. Bisa berupa jus, susu, teh, dan minuman lainnya. Dengan demikian, cairan tubuh yang menguap akibat suhu tinggi bisa cepat tergantikan.

Jangan selimuti si kecil dengan selimut tebal. Selimut dan pakaian tebal dan tertutup justru akan meningkatkan suhu tubuh dan menghalangi penguapan. Pakaian ketat atau yang mengikat terlalu kencang sebaiknya ditanggalkan saja.

YANG BISA DILAKUKAN ORANG TUA

*Segera beri obat penurun panas begitu suhu tubuh anak melewati angka 37,5 C.

* Kompres dengan lap hangat (yang suhunya kurang lebih sama dengan suhu badan si kecil). Jangan kompres dengan air dingin, karena dapat menyebabkan “korsleting”/benturan kuat di otak antara suhu panas tubuh si kecil dengan kompres dingin tadi.

* Agar si kecil tidak cedera, pindahkan benda-benda keras atau tajam yang berada dekat anak. . Tak perlu menahan mulut si kecil agar tetap terbuka dengan mengganjal/menggigitkan sesuatu di antara giginya. . Miringkan posisi tubuh si kecil agar penderita tidak menelan cairan muntahnya sendiri yang bisa mengganggu pernapasannya.

* Jangan memberi minuman/makanan segera setelah berhenti kejang karena hanya akan berpeluang membuat anak tersedak.

KEJANG TANPA DEMAM

Penyebabnya bermacam-macam. Yang penting, jangan sampai berulang dan berlangsung lama karena dapat merusak sel-sel otak. Menurut dr. Merry C. Siboro, Sp.A, dari RS Metro Medical Centre, Jakarta, kejang adalah kontraksi otot yang berlebihan di luar kehendak.

“Kejang-kejang kemungkinan bisa terjadi bila suhu badan bayi atau anak terlalu tinggi atau bisa juga tanpa disertai demam.”

Kejang yang disertai demam disebut kejang demam (convalsio febrilis). Biasanya disebabkan adanya suatu penyakit dalam tubuh si kecil. Misal, demam tinggi akibat infeksi saluran pernapasan, radang telinga, infeksi saluran cerna, dan infeksi saluran kemih. Sedangkan kejang tanpa demam adalah kejang yang tak disertai demam. Juga banyak terjadi pada anak-anak.

BISA DIALAMI SEMUA ANAK

Kondisi kejang umum tampak dari badan yang menjadi kaku dan bola mata berbalik ke atas. Kondisi ini biasa disebut step atau kejang toniklonik (kejet-kejet). Kejang tanpa demam bisa dialami semua anak balita. Bahkan juga bayi baru lahir.

Umumnya karena ada kelainan bawaan yang mengganggu fungsi otak sehingga dapat menyebabkan timbulnya bangkitan kejang. Bisa juga akibat trauma lahir, adanya infeksi-infeksi pada saat-saat terakhir lahir, proses kelahiran yang susah sehingga sebagian oksigen tak masuk ke otak, atau menderita kepala besar atau kecil.

Bayi yang lahir dengan berat di atas 4.000 gram bisa juga berisiko mengalami kejang tanpa demam pada saat melalui masa neonatusnya (28 hari sesudah dilahirkan).

“Ini biasanya disebabkan adanya riwayat ibu menderita diabetes, sehingga anaknya mengalami hipoglemi (ganggguan gula dalam darah). Dengan demikian, enggak demam pun, dia bisa kejang.”

Selanjutnya, si bayi dengan gangguan hipoglemik akibat kencing manis ini akan rentan terhadap kejang. “Contohnya, telat diberi minum saja, dia langsung kejang.” Uniknya, bayi prematur justru jarang sekali menderita kejang. “Penderitanya lebih banyak bayi yang cukup bulan. Diduga karena sistem sarafnya sudah sempurna sehingga lebih rentan dibandingkan bayi prematur yang memang belum sempurna.”

JANGAN SAMPAI TERULANG

Penting diperhatikan, bila anak pernah kejang, ada kemungkinan dia bisa kejang lagi. Padahal, kejang tak boleh dibiarkan berulang selain juga tak boleh berlangsung lama atau lebih dari 5 menit. Bila terjadi dapat membahayakan anak.

Masalahnya, setiap kali kejang anak mengalami asfiksi atau kekurangan oksigen dalam darah. “Setiap menit, kejang bisa mengakibatkan kerusakan sel-sel pada otak, karena terhambatnya aliran oksigen ke otak.

Bayangkan apa yang terjadi bila anak bolak-balik kejang, berapa ribu sel yang bakal rusak? Tak adanya aliran oksigen ke otak ini bisa menyebakan sebagian sel-sel otak mengalami kerusakan.

”Kerusakan di otak ini dapat menyebabkan epilepsi, kelumpuhan, bahkan retardasi mental. Oleh karenanya, pada anak yang pernah kejang atau berbakat kejang, hendaknya orang tua terus memantau agar jangan terjadi kejang berulang.

DIMONITOR TIGA TAHUN

Risiko berulangnya kejang pada anak-anak, umumnya tergantung pada jenis kejang serta ada atau tidaknya kelainan neurologis berdasarkan hasil EEG (elektroensefalografi). Di antara bayi yang mengalami kejang neonatal (tanpa demam), akan terjadi bangkitan tanpa demam dalam 7 tahun pertama pada 25% kasus. Tujuh puluh lima persen di antara bayi yang mengalami bangkitan kejang tersebut akan menjadi epilepsi.

Harus diusahakan, dalam tiga tahun sesudah kejang pertama, jangan ada kejang berikut.

Dokter akan mengawasi selama tiga tahun sesudahnya, setelah kejang pertama datang. Bila dalam tiga tahun itu tak ada kejang lagi, meski cuma dalam beberapa detik, maka untuk selanjutnya anak tersebut mempunyai prognosis baik.Artinya, tak terjadi kelainan neurologis dan mental.

Tapi, bagaimana jika setelah diobati, ternyata di tahun kedua terjadi kejang lagi? “Hitungannya harus dimulai lagi dari tahun pertama.”Pokoknya, jangka waktu yang dianggap aman untuk monitoring adalah selama tiga tahun setelah kejang.

Jadi, selama tiga tahun setelah kejang pertama itu, si anak harus bebas kejang. Anak-anak yang bebas kejang selama tiga tahun itu dan sesudahnya, umumnya akan baik dan sembuh. Kecuali pada anak-anak yang memang sejak lahir sudah memiliki kelainan bawaan, semisal kepala kecil (mikrosefali) atau kepala besar (makrosefali), serta jika ada tumor di otak.

RAGAM PENYEBAB

“Kejang tanpa demam bisa berasal dari kelainan di otak, bukan berasal dari otak, atau faktor keturunan,” penjabarannya satu per satu di bawah ini.

* Kelainan neurologis Setiap penyakit atau kelainan yang mengganggu fungsi otak bisa menimbulkan bangkitan kejang.

Contoh, akibat trauma lahir, trauma kepala, tumor otak, radang otak, perdarahan di otak, atau kekurangan oksigen dalam jaringan otak (hipoksia).

* Bukan neurologis Bisa disebabkan gangguan elektrolit darah akibat muntah dan diare, gula darah rendah akibat sakit yang lama, kurang asupan makanan, kejang lama yang disebabkan epilepsi, gangguan metabolisme, gangguan peredaran darah, keracunan obat/zat kimia, alergi dan cacat bawaan.

* Faktor keturunan Kejang akibat penyakit lain seperti epilepsi biasanya berasal dari keluarga yang memiliki riwayat kejang demam sama. Orang tua yang pernah mengalami kejang sewaktu kecil sebaiknya waspada karena anaknya berisiko tinggi mengalami kejang yang sama.

WASPADAI DI BAWAH 6 BULAN

Orang tua harus waspada bila anak sering kejang tanpa demam, terutama di bawah usia 6 bulan, Karena kemungkinannya untuk menderita epilepsi besar.

Masalahnya, kejang pada anak di bawah 6 bulan, terutama pada masa neonatal itu bersifat khas. “Bukan hanya seperti toniklonik yang selama ini kita kenal, tapi juga dalam bentuk gerakan-gerakan lain. Misal, matanya juling ke atas lalu bergerak-gerak, bibirnya kedutan atau tangannya seperti tremor.

Dokter biasanya waspada, tapi kalau kejangnya terjadi di rumah, biasanya jarang ibu yang ngeh.” Itulah sebabnya, orang tua harus memperhatikan betul kondisi bayinya.

MENOLONG ANAK KEJANG

1. Jangan panik, segera longgarkan pakaiannya dan lepas atau buang semua yang menghambat saluran pernapasannya. Jadi kalau sedang makan tiba-tiba anak kejang, atau ada sesuatu di mulutnya saat kejang, segera keluarkan.

2. Miringkan tubuh anak karena umumnya anak yang sedang kejang mengeluarkan cairan-cairan dari mulutnya. “Ini sebetulnya air liur yang banyak jumlahnya karena saraf yang mengatur kelenjar air liur tak terkontrol lagi. Kalau sedang kejang, kan, saraf pusatnya terganggu. Bukan cuma air liur, air mata pun bisa keluar.” Guna memiringkan tubuh adalah supaya cairan-cairan ini langsung keluar, tidak menetap di mulut yang malah berisiko menyumbat saluran napas dan memperparah keadaan.

3. Jangan mudah percaya bahwa meminumkan kopi pada anak yang sedang kejang bisa langsung menghentikan kejang tersebut. “Secara medis, kopi tak berguna untuk mengatasi kejang. Kopi justru dapat menyebabkan tersumbatnya pernapasan bila diberikan saat anak mengalami kejang, yang malah bisa menyebabkan kematian.”

4. Segera bawa anak ke rumah sakit terdekat, jangan sampai otak kelamaan tak mendapat oksigen. “Usahakan lama kejang tak lebih dari tiga menit. Siapkan obat antikejang yang disarankan dokter bila anak memang pernah kejang atau punya riwayat kejang.”

PENATALAKSANAAN

Penatalaksaan kejang meliputi :

1. Penanganan saat kejang

* Menghentikan kejang : Diazepam dosis awal 0,3 – 0,5 mg/kgBB/dosis IV (Suntikan Intra Vena) (perlahan-lahan) atau 0,4-0,6mg/KgBB/dosis REKTAL SUPPOSITORIA. Bila kejang belum dapat teratasi dapat diulang dengan dosis yang sama 20 menit kemudian.

* Turunkan demam :

Anti Piretika : Paracetamol 10 mg/KgBB/dosis PO (Per Oral / lewat mulut) diberikan 3-4 kali sehari.

Kompres ; suhu >39º C dengan air hangat, suhu > 38º C dengan air biasa.

* Pengobatan penyebab : antibiotika diberikan sesuai indikasi dengan penyakit dasarnya.

* Penanganan sportif lainnya meliputi : bebaskan jalan nafas, pemberian oksigen, memberikan keseimbangan air dan elektrolit, pertimbangkan keseimbangan tekanan darah.

2. Pencegahan Kejang

* Pencegahan berkala (intermiten) untuk kejang demam sederhana dengan Diazepam 0,3 mg/KgBB/dosis PO (Per Oral / lewat mulut) dan anti piretika pada saat anak menderita penyakit yang disertai demam.

* Pencegahan kontinu untuk kejang demam komplikata dengan Asam vaproat 15-40 mg/KgBB/dosis PO (per oral / lewat mulut) dibagi dalam 2-3 dosis.

ANAK EPILEPSI HARUS KONTROL SETIAP 3 BULAN

Mereka yang berisiko menderita epilepsi adalah anak-anak yang lahir dari keluarga yang mempunyai riwayat epilepsi. Selain juga anak-anak dengan kelainan neurologis sebelum kejang pertama datang, baik dengan atau tanpa demam.

Anak yang sering kejang memang berpotensi menderita epilepsi. Tapi jangan khawatir, anak yang menderita epilepsi, kecuali yang lahir dengan kelainan atau gangguan pertumbuhan, bisa tumbuh dan berkembang seperti anak-anak lainnya. Prestasi belajar mereka tidak kalah dengan anak yang normal.

Jadi, kita tak perlu mengucilkan anak epilepsi karena dia bisa berkembang normal seperti anak-anak lainnya. “Yang penting, ia tertangani dengan baik. Biasanya kalau anak itu sering kejang, dokter akan memberi obat yang bisa menjaganya supaya jangan sampai kejang lagi.

Pada anak epilepsi, fokus perawatannya adalah jangan sampai terjadi kejang lagi. Untuk itu, perlu kontrol, paling tidak setiap 3 bulan agar monitoring dari dokter berjalan terus.”

SUMBER: http://kautsarku.wordpress.com

* STIMULASI DINI PADA BAYI DAN BALITA

Stimulasi Dini pada Bayi dan Balita
Untuk Mengembangkan Kecerdasan Multipel dan Kreativitas Anak


Apa yang dimaksud dengan kecerdasan multipel ?

Kecerdasan multipel (multiple inteligensia) adalah berbagai jenis kecerdasan yang dapat dikembangkan pada anak, antara lain verbal-linguistic (kemampuan menguraikan pikiran dalam kalimat-kalimat, presentasi, pidato, diskusi, tulisan), logical–mathematical (kemampuan menggunakan logika-matematik dalam memecahkan berbagai masalah), visual spatial (kemampuan berpikir tiga dimensi), bodily-kinesthetic (ketrampilan gerak, menari, olahraga), musical (kepekaan dan kemampuan berekspresi dengan bunyi, nada, melodi, irama), intrapersonal (kemampuan memahami dan mengendalikan diri sendiri), interpersonal (kemampuan memahami dan menyesuaikan diri dengan orang lain), naturalist (kemampuan memahami dan memanfaatkan lingkungan).


Faktor-faktor apa yang mempengaruhi kualitas kecerdasan ?

Kecerdasan multipel dipengaruhi 2 faktor utama yang saling terkait yaitu faktor keturunan (bawaan, genetik) dan faktor lingkungan. Seorang anak dapat mengembangkan berbagai kecerdasan jika mempunyai faktor keturunan dan dirangsang oleh lingkungan terus menerus.

Orangtua yang cerdas anaknya cenderung akan cerdas pula jika faktor lingkungan mendukung pengembangan kecerdasaannnya sejak didalam kandungan, masa bayi dan balita. Walaupun kedua orangtuanya cerdas tetapi jika lingkungannya tidak menyediakan kebutuhan pokok untuk pengembangan kecerdasannya, maka potensi kecerdasan anak tidak akan berkembang optimal. Sedangkan orangtua yang kebetulan tidak berkesempatan mengikuti pendidikan tinggi (belum tentu mereka tidak cerdas, mungkin karena tidak ada kesempatan atau hambatan ekonomi) anaknya bisa cerdas jika dicukupi kebutuhan untuk pengembangan kecerdasan sejak di dalam kandungan sampai usia sekolah dan remaja.


Apa kebutuhan pokok untuk mengembangkan kecerdasan ?

Tiga kebutuhan pokok untuk mengembangkan kecerdasan antara lain adalah kebutuhan FISIK-BIOLOGIS (terutama untuk pertumbuhan otak, sistem sensorik dan motorik), EMOSI-KASIH SAYANG (mempengaruhi kecerdasan emosi, inter dan intrapersonal) dan STIMULASI DINI (merangsang kecerdasan-kecerdas an lain).

Kebutuhan FISIK-BIOLOGIS terutama gizi yang baik sejak di dalam kandungan sampai remaja terutama untuk perkembangan otak, pencegahan dan pengobatan penyakit-penyakit yang dapat mempengaruhi perkembangan kecerdasan, dan ketrampilan fisik untuk melakukan aktivitas sehari-hari.

Kebutuhan EMOSI-KASIH SAYANG : terutama dengan melindungi, menimbulkan rasa aman dan nyaman, memperhatikan dan menghargai anak, tidak mengutamakan hukuman dengan kemarahan tetapi lebih banyak memberikan contoh-contoh dengan penuh kasih sayang. Kebutuhan STIMULASI meliputi rangsangan yang terus menerus dengan berbagai cara untuk merangsang semua system sensorik dan motorik.

Ketiga kebutuhan pokok tersebut harus diberikan secara bersamaan sejak janin didalam kandungan karena akan saling berpengaruh. Bila kebutuhan biofisik tidak tercukupi, gizinya kurang, sering sakit, maka perkembangan otaknya tidak optimal. Bila kebutuhan emosi dan kasih sayang tidak tercukupi maka kecerdasan inter dan antar personal juga rendah. Bila stimulasi dalam interaksi sehari-hari kurang bervariasi maka perkembangan kecerdasan juga kurang bervariasi.


Apa itu STIMULASI DINI ? Apa manfaatnya ?

Stimulasi dini adalah rangsangan yang dilakukan sejak bayi baru lahir (bahkan sebaiknya sejak janin 6 bulan di dalam kandungan) dilakukan setiap hari, untuk merangsang semua sistem indera (pendengaran, penglihatan, perabaan, pembauan, pengecapan). Selain itu harus pula merangsang gerak kasar dan halus kaki, tangan dan jari-jari, mengajak berkomunikasi, serta merangsang perasaan yang menyenangkan dan pikiran bayi dan balita. Rangsangan yang dilakukan sejak lahir, terus menerus, bervariasi, dengan suasana bermain dan kasih sayang, akan memacu berbagai aspek kecerdasan anak (kecerdasan multipel) yaitu kecerdasan : logiko-matematik, emosi, komunikasi bahasa (lingusitik) , kecerdasan musikal, gerak (kinestetik) , visuo-spasial, senirupa dll.


Cara melakukan stimulasi dini

Stimulasi sebaiknya dilakukan setiap kali ada kesempatan berinteraksi dengan bayi/balita. misalnya ketika memandikan, mengganti popok, menyusui, menyuapi makanan, menggendong, mengajak berjalan-jalan, bermain, menonton TV, di dalam kendaraan, menjelang tidur.

Stimulasi untuk bayi 0 – 3 bulan dengan cara : mengusahakan rasa nyaman, aman dan menyenangkan, memeluk, menggendong, menatap mata bayi, mengajak tersenyum, berbicara, membunyikan berbagai suara atau musik bergantian, menggantung dan menggerakkan benda berwarna mencolok (lingkaran atau kotak-kotak hitam-putih) , benda-benda berbunyi, mengulingkan bayi kekanan-kekiri, tengkurap-telentang , dirangsang untuk meraih dan memegang mainan

Umur 3 – 6 bulan ditambah dengan bermain 'cilukba', melihat wajah bayi dan pengasuh di cermin, dirangsang untuk tengkurap, telentang bolak-balik, duduk.


Umur 6 – 9 bulan ditambah dengan memanggil namanya, mengajak bersalaman, tepuk tangan, membacakan dongeng, merangsang duduk, dilatih berdiri berpegangan.


Umur 9 – 12 bulan ditambah dengan mengulang-ulang menyebutkan mama-papa, kakak, memasukkan mainan ke dalam wadah, minum dari gelas, menggelindingkan bola, dilatih berdiri, berjalan dengan berpegangan.


Umur 12 – 18 bulan ditambah dengan latihan mencoret-coret menggunakan pensil warna, menyusun kubus, balok-balok, potongan gambar sederhana (puzzle) memasukkan dan mengeluarkan benda-benda kecil dari wadahnya, bermain dengan boneka, sendok, piring, gelas, teko, sapu, lap. Latihlah berjalan tanpa berpegangan, berjalan mundur, memanjat tangga, menendang bola, melepas celana, mengerti dan melakukan perintah-perintah sederhana (mana bola, pegang ini, masukan itu, ambil itu), menyebutkan nama atau menunjukkan benda-benda.


Umur 18 – 24 bulan ditambah dengan menanyakan, menyebutkan dan menunjukkan bagian-bagian tubuh (mana mata ? hidung?, telinga?, mulut ? dll), menanyakan gambar atau menyebutkan nama binatang & benda-benda di sekitar rumah, mengajak bicara tentang kegiatan sehari-hari (makan, minum mandi, main, minta dll), latihan menggambar garis-garis, mencuci tangan, memakai celana - baju, bermain melempar bola, melompat.


Umur 2 – 3 tahun ditambah dengan mengenal dan menyebutkan warna, menggunakan kata sifat (besar-kecil, panas-dingin, tinggi-rendah, banyak-sedikit dll), menyebutkan nama-nama teman, menghitung benda-benda, memakai baju, menyikat gigi, bermain kartu, boneka, masak-masakan, menggambar garis, lingkaran, manusia, latihan berdiri di satu kaki, buang air kecil / besar di toilet.


Setelah umur 3 tahun selain mengembangkan kemampuan-kemampuan umur sebelumnya, stimulasi juga di arahkan untuk kesiapan bersekolah antara lain : memegang pensil dengan baik, menulis, mengenal huruf dan angka, berhitung sederhana, mengerti perintah sederhana (buang air kecil / besar di toilet), dan kemandirian (ditinggalkan di sekolah), berbagi dengan teman dll. Perangsangan dapat dilakukan di rumah (oleh pengasuh dan keluarga) namun dapat pula di Kelompok Bermain, Taman Kanak-Kanak atau sejenisnya.


Pentingnya suasana ketika stimulasi

Stimulasi dilakukan setiap ada kesempatan berinteraksi dengan bayi-balita, setiap hari, terus menerus, bervariasi, disesuaikan dengan umur perkembangan kemampuannya, dilakukan oleh keluarga (terutama ibu atau pengganti ibu).

Stimulasi harus dilakukan dalam suasana yang menyenangkan dan kegembiraan antara pengasuh dan bayi/balitanya. Jangan memberikan stimulasi dengan terburu-terburu, memaksakan kehendak pengasuh, tidak memperhatikan minat atau keinginan bayi/balita, atau bayi-balita sedang mengantuk, bosan atau ingin bermain yang lain. Pengasuh yang sering marah, bosan, sebal, maka tanpa disadari pengasuh justru memberikan rangsang emosional yang negatif. Karena pada prinsipnya semua ucapan, sikap dan perbuatan pengasuh adalah merupakan stimulasi yang direkam, diingat dan akan ditiru atau justru menimbulkan ketakutan bayi-balita.


Pentingnya pola pengasuhan yang demokratik (otoritatif)

Oleh karena itu interaksi antara pengasuh dan bayi atau balita harus dilakukan dalam suasana pola asuh yang demokratik (otoritatif). Yaitu pengasuh harus peka terhadap isyarat-isyarat bayi, artinya memperhatikan minat, keinginan atau pendapat anak, tidak memaksakan kehendak pengasuh, penuh kasih sayang, dan kegembiraan, menciptakan rasa aman dan nyaman, memberi contoh tanpa memaksa, mendorong keberanian untuk mencoba berkreasi, memberikan penghargaan atau pujian atas keberhasilan atau perilaku yang baik, memberikan koreksi bukan ancaman atau hukuman bila anak tidak dapat melakukan sesuatu atau ketika melakukan kesalahan.


Mengapa stimulasi dini bisa merangsang kecerdasan multipel ?

Sel-sel otak janin dibentuk sejak 3 – 4 bulan di dalam kandungan ibu, kemudian setelah lahir sampai umur 3 – 4 tahun jumlahnya bertambah dengan cepat mencapai milyaran sel, tetapi belum ada hubungan antar sel-sel tersebut. Mulai kehamilan 6 bulan, dibentuklah hubungan antar sel, sehingga membentuk rangkaian fungsi-fungsi. Kualitas dan kompleksitas rangkaian hubungan antar sel-sel otak ditentukan oleh stimulasi (rangsangan) yang dilakukan oleh lingkungan kepada bayi-balita tersebut.

Semakin bervariasi rangsangan yang diterima bayi-balita maka semakin kompleks hubungan antar sel-sel otak. Semakin sering dan teratur rangsangan yang diterima, maka semakin kuat maka hubungan antar sel-sel otak tersebut. Semakin kompleks dan kuat hubungan antar sel-sel otak, maka semakin tinggi dan bervariasi kecerdasan anak di kemudian hari, bila dikembangkan terus menerus, sehingga anak akan mempunyai banyak variasi kecerdasan (multiple inteligensia) .


Bagaimana cara merangsang kecerdasan multipel ?


Untuk merangsang kecerdasan berbahasa verbal ajaklah bercakap-cakap, bacakan cerita berulang-ulang, rangsang untuk berbicara dan bercerita, menyanyikan lagu anak-anak dll.

Latih kecerdasan logika-matematik dengan mengelompokkan, menyusun, merangkai, menghitung mainan, bermain angka, halma, congklak, sempoa, catur, kartu, teka-teki, puzzle, monopoli, permainan komputer dll.

Kembangkan kecerdasan visual-spatial dengan mengamati gambar, foto, merangkai dan membongkar lego, menggunting, melipat, menggambar, halma, puzzle, rumah-rumahan, permainan komputer dll.

Melatih kecerdasan gerak tubuh dengan berdiri satu kaki, jongkok, membungkuk, berjalan di atas satu garis, berlari, melompat, melempar, menangkap, latihan senam, menari, olahraga permainan dll.

Merangsang kecerdasan musikal dengan mendengarkan musik, bernyanyi, memainkan alat musik, mengikuti irama dan nada.

Melatih kecerdasan emosi inter-personal dengan bermain bersama dengan anak yang lebih tua dan lebih muda, saling berbagi kue, mengalah, meminjamkan mainan, bekerjasama membuat sesuatu, permainan mengendalikan diri, mengenal berbagai suku, bangsa, budaya, agama melalui buku, TV dll.

Melatih kecerdasan emosi intra-personal dengan menceritakan perasaan, keinginan, cita-cita, pengalaman, berkhayal, mengarang ceritera dll.

Merangsang kecerdasan naturalis dengan menanam biji hingga tumbuh, memelihara tanaman dalam pot, memelihara binatang, berkebun, wisata di hutan, gunung, sungai, pantai, mengamati langit, awan, bulan, bintang dll.

Bila anak mempunyai potensi bawaan berbagai kecerdasan dan dirangsang terus menerus sejak kecil dengan cara yang menyenangkan dan jenis yang bervariasi maka anak kita akan mempunyai kecerdasan yang multipel.


Bagaimana cara mengembangkan kreativitas anak ?


Kreativitas dibutuhkan oleh manusia untuk menyelesaikan berbagai masalah dalam kehidupan sehari-hari. Kreativitas harus dikembangkan sejak dini. Banyak keluarga yang tidak menyadari bahwa sikap orangtua yang otoriter (diktator) terhadap anak akan mematikan bibit-bibit kreativitas anak, sehingga ketika menjadi dewasa hanya mempunyai kreativitas yang sangat terbatas.


Bagaimana peran orangtua utk mengembangkan kreativitas anak ?


Kreativitas anak akan berkembang jika orangtua selalu bersikap otoritatif (demokratik) , yaitu : mau mendengarkan omongan anak, menghargai pendapat anak, mendorong anak untuk berani mengungkapkannya. Jangan memotong pembicaraan anak ketika ia ingin mengungkapkan pikirannya. Jangan memaksakan pada anak bahwa pendapat orangtua paling benar, atau melecehkan pendapat anak

Orangtua harus mendorong anak untuk berani mencoba mengemukakan pendapat, gagasan, melakukan sesuatu atau mengambil keputusan sendiri (asalkan tidak membahayakan atau merugikan oranglain atau diri sendiri). Jangan mengancam atau menghukum anak kalau pendapat atau perbuatannya dianggap salah oleh orangtua. Anak tidaklah salah, mereka umumnya belum tahu, dalam tahap belajar. Oleh karena itu tanyakan mengapa mereka berpendapat atau berbuat demikian, beri kesempatan untuk mengemukan alasan-alasan. Berikanlah contoh-contoh, ajaklah berpikir, jangan didikte atau dipaksa, biarkan mereka yang memperbaikinya dengan caranya sendiri. Dengan demikian tidak mematikan keberanian mereka untuk mengemukakan pikiran, gagasan, pendapat atau melakukan sesuatu.

Selain itu orangtua harus mendorong kemandirian anak dalam melakukan sesuatu, menghargai usaha-usaha yang telah dilakukannya, memberikan pujian untuk hasil yang telah dicapainya walau sekecil apapun. Cara-cara ini merupakan salah satu unsur penting pengembangan kreativitas anak.

Keluarga harus merangsang anak untuk tertarik mengamati dan mempertanyakan tentang berbagai benda atau kejadian disekeliling kita, yang mereka dengar, lihat, rasakan atau mereka pikirkan dalam kehidupan sehari-hari. Orangtua harus menjawab dengan cara menyediakan sarana yang semakin merangsang anak berpikir lebih dalam, misalnya dengan memberikan gambar-gambar, buku-buku. Jangan menolak, melarang atau menghentikan rasa ingin tahu anak, asalkan tidak membahayakan dirinya atau orang lain.

Orangtua harus memberi kesempatan anak untuk mengembangkan khayalan, merenung, berfikir dan mewujudkan gagasan anak dengan cara masing-masing. Biarkan mereka bermain, menggambar, membuat bentuk-bentuk atau warna-warna dengan cara yang tidak lazim, tidak logis, tidak realistis atau belum pernah ada. Biarkan mereka menggambar sepeda dengan roda segi empat, langit berwarna merah, daun berwarna biru. Jangan banyak melarang, mendikte, mencela, mengecam, atau membatasi anak. Berilah kebebasan, kesempatan, dorongan, penghargaan atau pujian untuk mencoba suatu gagasan, asalkan tidak membahayakan dirinya atau orang lain.

Semua hal-hal tersebut akan merangsang perkembangan fungsi otak kanan yang penting untuk kreativitas anak yaitu: berfikir divergen (meluas), intuitif (berdasarkan intuisi), abstrak, bebas, simultan.

oleh : Soedjatmiko - IDAI
sumber: http://www.seputaribudananak.co.cc

11 Agustus, 2009

* MAINAN YANG MENCERDASKAN OTAK ANAK

Ilustrasi: Buku cerita yang penuh aneka gambar dan warna juga mainan menarik untuk anak. Dengan mengenalkan dan menambah kosa kata baru untuknya, kemampuan Anda mengolah cerita di buku tersebut akan melatihnya secara tak langsung mengenal huruf
JAKARTA, KOMPAS.com - Azka Qinthara (3) tengah gandrung meniru apapun yang terlihat olehnya di layar kaca, khususnya adegan orang sedang bermain gitar. Jadilah, setiap memegang benda apapun yang dipegang lantas disulapnya menjadi gitar dan mengubahnya menjadi seorang gitaris.

Bukan hanya Azka, banyak lagi balita berlaku serupa. Tidak usah heran, apalagi khawatir selama Anda sebagai orang tua bisa mengawasi dan mengarahkan. Karena pada akhirnya, ada berbagai macam benda atau mainan dan permainan yang bisa berguna membantu kecerdasan balita Anda.

Hal tersebut seperti dikemukakan oleh Muhammad Rizal, Psi, di acara Smart Parents Conference bertajuk 'Aneka Permainan yang Mencerdaskan Anak' yang diselenggarakan oleh Tabloid Nakita di Jakarta, Sabtu (25/7). Menurutnya, pada saat ini kecerdasan anak sudah sedemikian maju dan kompleks, sehingga membutuhkan stimulasi yang lebih untuk mengembangkan mereka.

"Usia anak sudah mulai bisa berkomunikasi dalam bentuk percakapan sederhana dan sudah memiliki kemampuan pemecahan masalah dan ini saat yang tepat untuk mengembangkan kepercayaan dirinya," ucapnya.

Judul Baru

Terutama balita, bermain memang kesukaan semua anak, baik perempuan maupun laki-laki. Dan sebagai orang tua, sudah semestinya kita dapat memilih mainan untuk mereka.

Namun, ada baiknya bukan semata mainan yang mereka sukai, tetapi usahakan mainan yang sekaligus bisa untuk mendidik pertumbuhan kecerdasannya. Seperti apa saja permainan atau mainannya, simak berikut ini:

- Musik membantu perkembangan otak balita. Namun, lantaran itu Anda tak perlu secara khusus mengajarnya memainkan gitar. Anda cukup membelikannya gitar ukuran kecil untuk anak-anak dan kaset atau CD lagu anak-anak yang disukainya.

- Jika tidak dengan sepeda roda tiga, gunakan balok kayu yang ditaruh di atas permukaan tanah. Ajak balita Anda berjalan di atasnya, selain bisa untuk melatih keseimbangan, permainan balok keseimbangan (balance beam) ini juga sangat berguna untuk menempa saraf motoriknya

- Di usia 3 tahun anak bukan lagi bisa bermain tangkap atau lempar bola, tapi sudah bisa memainkanya sebagai permainan laiknya orang dewasa. Fokus pada sesuatu, kepatuhan, serta kepercayaan diri akan menjadi gol yang menarik dari permainan ini bersamanya.

- Panjat tangga atau perosotan dan petak umpet merupakan permainan sederhana tetapi sangat baik untuk balita, karena bukan saja bisa membuatnya riang melainkan juga untuk melatih fokus, konsentrasi, dan daya refleksnya

Tips Membeli Mainan

Kini, semakin banyak variasi mainan anak bisa ditemukan di berbagai pusat belanja dan toko mainan. Bukan hanya dari produk lokal Indonesia, bahkan impor pun kian membanjiri pasar mainan anak.

Untuk itu, kini semakin tidak bisa sembarang memilih mainan. Karena, belum tentu mainan-mainan tersebut bermanfaat dan cocok untuk anak Anda, sebab belum tentu semua mainan edukatif dan membantu mengembangkan kecerdasan balita Anda.

Nah, bagaimana memilih mainan anak yang edukatif dan aman untuknya di toko-toko mainan yang keberadaannya kian semudah membalik telapak tangan?

- Untuk kenyamanan dan keselamatan balita Anda, sangat penting untuk memerhatikan label mainan satu per satu. Tanpa keterengan tersebut, Anda tidak bisa mengetahui, apakah mainan itu bisa direkomendasikan atau cocok untuk usia balita Anda

- Pilih mainan yang tidak mudah rusak atau copot, hal ini juga untuk keamanan balita Anda agar tidak melukai dirinya saat bermain

- Buku cerita yang penuh aneka gambar dan warna juga mainan menarik untuk anak. Dengan mengenalkan dan menambah kosa kata baru untuknya, kemampuan Anda mengolah cerita di buku tersebut akan melatihnya secara tak langsung mengenal huruf

- Main rumah-rumahan di tempat tidur? Ini paling sering dilakukan oleh anak, maka itulah jangan Anda melarangnya. Biarkan anak Anda menyusun bantal, guling, selimut seolah-olah tengah membuat bangunan rumahnya sendiri. Untuk mendukung mainan barunya itu, kini banyak toko mainan menawarkan balok dan rumah-rumahan dari plastik dengan ukuran besar dan kecil, tergantung kebutuhan dan usia anak.

- Untuk melatih otaknya berpikir logis dan membiasakannya menyesaikan sebuah masalah, ajak balita Anda memainkan jigsaw puzzle dengan ukuran yang tidak terlalu kecil untuknya

sumber: kompas.com


06 Agustus, 2009

* MEMPERERAT HUBUNGAN ORANG TUA DAN ANAK





Jujur, umumnya orangtua selalu ingin berada bersama buah hatinya. Kebersamaan bersama anak-anak adalah sebuah kegembiraan yang tak ternilai. Saat-saat kebersamaan ini orangtua bisa mengajari buah hatinya membaca dalam suasana belajar yang menyenangkan.

Bagi anak sendiri, belajar adalah kegiatan serius namun mengasyikkan. Dalam periode pertumbuhan otak yang tengah pesat sejatinya keinginan untuk belajar berada pada puncaknya. Kemampuan otak untuk menyerap informasi sangatlah tidak terbatas. Semua anak ingin menyerap informasi apa saja yang ada di sekelilingnya dan membaca adalah salah satu cara untuk mendapatkan informasi tersebut. Jadi, luangkan waktu Ayah dan Ibu untuk membacakan buku-buku cerita, dongeng dan memperlihatkan kumpulan kata-kata. Kita tidak bisa berharap buah hati kita bisa belajar membaca dengan cepat pada usia 6 tahun ketika ia masuk SD tanpa ada persiapan dasar yang dilakukan sejak mereka masih bayi.

Percayalah, mendengarkan dongeng, cerita atau melihat deretan huruf-huruf yang dirangkai dalam sebuah kata adalah pengalaman yang menyenangkan bagi bayi Anda. Bayi Anda akan dengan antusias mengikuti proses belajar membaca yang menyenangkan karena tidak menganggapnya sebagai “mata pelajaran”. Anak kecila akan menganggap kegiatan belajar membaca sebagai kegiatan menarik seperti aneka permainan menarik lainnya.


SUMBER: http://www.nutrisibalitacerdas.com






* 10 CARA MEMBUAT BALITA CERDAS

Anak balita punya kemampuan luar biasa untuk menyerap kepandaian dan informasi baru dibandingkan anak yang berusia lebih tua. Penelitian menunjukkan, mengenalkan pada kegiatan membaca, bahasa, dan matematika sejak usia balita, akan membuat mereka lebih mudah menangkap pelajaran tersebut nantinya.

Berikut sejumlah cara yang bisa mendorong serta melatih mereka agar memiliki otak cerdas.

1. Mengajak bicara. Ceritakan tentang apa saja padanya. Yang jelas, anak jadi tahu, dia merupakan pusat perhatian Anda. Hal ini akan mendukungnya di dalam perkembangan pengetahuan bahasa dan pemikirannya.
2. Pilih buku anak-anak dengan huruf yang besar dan gambar yang jelas. Hal ini akan menolong anak mengerti apa yang mereka lihat dan juga pelan-pelan belajar membaca kata.

3. Beli kaset/VCD/DVD berbahasa asing. Akan lebih mudah untuk anak balita menangkap bahasa asing daripada di kemudian hari.

4. Beli software komputer untuk anak balita. Banyak software yang melatih kemahiran menggunakan keyboard karena sebelum berusia 2,5 tahun anak cenderung sulit menggunakan mouse.

5. Beli huruf abjad yang terbuat dari plastik dan simpan di kamar mandi. Setiap kali mandi, perkenalkan huruf baru dan lakukan berulang-ulang hingga anak hafal. Dengan cara itu, pelan-pelan anak akan mulai belajar adanya hubungan antara berbicara dan menulis di dalam bahasa.

6. Selalu lakukan pengulangan. Banyak orang tua merasa frustrasi jika anaknya berulang-ulang membaca satu halaman di buku yang sama atau menonton film/VCD yang itu-itu saja. Jangan sebal dan panik! Ini merupakan suatu bagian penting di mana anak mengenal proses informasi.

7. Beli huruf-huruf dan angka-angka yang terbuat dari magnet. Hal ini memungkinkan anak bermain sambil belajar di depan lemari es. Kenalkan kata-kata yang baru setiap minggu.

8. Bacakan satu cerita setiap hari. Baca dengan intonasi dan ekspresi seperti kita sedang bermain drama.

9. Ingat, pendidikan jasmani berhubungan langsung dengan pendidikan akademis. Penelitian menunjukkan, perkembangan otak juga berhubungan erat dengan pendidikan jasmani, seperti merangkak sebelum usia 1 tahun. Jika Anda dan si balita sering melakukan aneka kegiatan olahraga bersama, ini dapat menambah perkembangan fisik serta otak anak. Entah itu berlari-lari, naik kuda, berenang, dan lainnya.

10. Beli satu set pelajaran dan pendidikan untuk anak balita. Termasuk di dalamnya buku-buku, video, kaset, dan bagaimana caranya mengajarkannya. Baca dan belajarlah berdua anak. Membeli ensiklopedia bergambar khusus untuk anak pun tak ada salahnya.

sumber: http://gusdek.wordpress.com


* MELAKUKAN EVALUASI DENGAN PERMAINAN



Anak-anak sangat suka belajar tetapi mereka sangat tidak suka dites. Percayalah. Anak-anak juga sama seperti orang dewasa yang melihat tes penuh dengan tekanan.

1. Mengajar seorang anak sama dengan memberinya hadiah yang menyenangkan.
2. Melakukan tes terhadap anak sama dengan meminta pembayaran di muka.
3. Semakin sering orangtua mengetesnya semakin lamban dia belajar dan semakin sedikit yang dia pelajari dan semakin bosan dia belajar.
4. Semakin sedikit orangtua mengetesnya semakin cepat si kecil belajar dan semakin banyak yang ingin ia pelajari.
5. Pengetahuan adalah hadiah paling berharga yang bisa Anda berikan pada si kecil.

Berikan pengetahuan itu sebanyak mungkin seperti Bapak-Ibu memberinya makanan bergizi.

Mengapa tidak boleh melakukan tes terhadap kegiatan belajar ini Sebenarnya apa yang dimaksud dengan tes? Tes adalah suatu usaha untuk mencari tahu apa yang tidak diketahui anak kecil. Karena itu, jangan pernah tes si kecil dengan menyuruhnya membacakan kartu-kartu yang Anda perlihatkan. “Ini bacanya apa?” sembari misalnya menunjukkan 2 gabungan kata.

Dengan mengetes anak, menandakan Anda tidak percaya kalau si kecil bisa membaca.
Karena itu, dalam tahapan membaca tidak pernah disarankan untuk mengulang perkataan
Bapak-Ibu ketika memperlihatkan kartu-kartu.

Alih-alih mengetes, Bapak-Ibu bisa melakukan evaluasi terhadap anak yang bentuknya adalah sebuah permainan memecahkan masalah. Seperti contoh, ambillah dua kartu yang disukainya. Misalnya, Bapak-Ibu memilih kartu yang bertuliskan kata “apel” dan “pisang”. Tanyakan pada si kecil, “Yang mana pisang?” ini adalah kesempatan yang bagus untuk bayi jika ia diminta melihat atau menyentuh kartu itu. Jika si kecil melihat atau menyentuh pada kartu pisang, Anda pasti merasa senang. Jika si kecil melihat atau menunjuk pada kartu yang lain, katakan, “Ini apel dan ini pisang” sembaru menunjukkan kartu-kartu itu.

sumber: www.nutrisibalitacerdas.com

05 Agustus, 2009

* MENDIDIK BALITA AGAR AKTIF SECARA SOSIAL


Sebentar lagi balita Anda akan memasuki pre-school dan merasakan pengalaman bersekolah untuk pertama kalinya. Dia akan memulai untuk bersosialisasi dengan teman sebayanya, bukan hanya dengan anggota keluarganya. Karena itu Anda perlu mengetahui cara mendidiknya agar ia pun aktif secara sosial.

Seorang anak balita tidak mampu bersosialisasi seperti kita yang sudah dewasa. Di usia yang sangat dini ini, sebagian besar anak belum mempunyai empati yang cukup untuknya bermain secara harmonis di dalam grup. Bagi kebanyakan balita, satu hal yang paling penting baginya adalah dirinya sendiri. Ditambah lagi, balita masih belum mengerti dengan jelas mengenai hal yang benar dan salah, belum bisa bersopan-santun dan pada dasarnya belum bisa mengendalikan diri.

Tetapi, untuk beberapa tahun ke depan, ia dapat belajar untuk berbagi dan bekerjasama, belajar peka akan perasaan orang lain, menyelesaikan pertengkaran dengan kata-kata dan bukan dengan perilaku yang agresif, pendeknya, mereka akan mampu untuk berteman. Anda bisa membantu mereka mencapai titik ini dengan melakukan hal-hal berikut ini:

1. Mengajarkan rasa percaya diri. Anak-anak harus menyukai dirinya sendiri sebelum mereka dapat membuka diri kepada orang lain.

2. Berteman dengan balita Anda. Kesempatan pertama balita Anda untuk berteman adalah dengan orang tuanya. Di setiap saat Anda bersamanya, ingatlah untuk mencontohkan perilaku sosial yang benar. Ajarkan ia untuk berbagi, ajarkan ia untuk berkata, “Boleh tidak?” bila ia hendak melakukan atau mengambil sesuatu, ajarkan ia untuk berterima kasih, Mengobrollah dengan dia dan siapkan ia untuk beradaptasi dengan situasi sosial yang akan ia hadapi di kemudian hari.

3. Bermain dengan anak lain. Lebih mudah bagi kebanyakan balita untuk bersosialisasi dengan hanya satu orang anak lain. Anda bisa mengatur agar si Kecil bisa bermain dengan anak teman Anda, atau sepupunya, terutama bila anak Anda mempunyai kesulitan bergaul dengan grup yang besar. Tetapi, jangan memaksanya untuk bergaul bila ia belum siap; selain tidak adil untuknya, hal ini juga bisa menyebabkan ia untuk berotak.

4. Ajarkan permainan secara grup. Ada beberapa aktivitas yang mendukung kebersamaan dibanding individualisistis, seperti permainan petak umpet, membangun balok, permainan bola, dan permainan lain yang mengharuskan anak-anak untuk bergiliran dan memberikan pengalaman yang mereka butuhkan untuk memupuk persahabatan.

5. Bersikap netral dan awasi dia dari dekat. Karena balita masih seringkali tidak bisa ditebak dan emosional, saat ia mulai bergaul, Anda perlu mengawasinya. Anda tidak perlu terlibat dalam pergaulannya tetapi Anda harus menjaga bila tiba-tiba terjadi konflik. Anda juga harus bisa bersikap netral dan tidak selalu memihak anak Anda.

6. Terima gaya bergaul anak Anda. Setiap balita, seperti juga orang dewasa, mempunyai pendekatan yang tersendiri dalam bergaul. Ada yang lebih senang bermain dengan grup besar, ada yang lebih senang bergaul dengan satu-dua teman saja. Tetapi ada juga yang cuma lebih senang mengamati dari jauh dan tidak mencoba bergaul dekat. Semuanya tidak apa-apa.

7. Berikan banyak kesempatan untuk berlatih. Anak-anak yang memulai pergaulan pada umur yang lebih awal (berasal dari keluarga besar, biasa bermain dengan anak tetangga, dsb) akan lebih mudah untuk bersosialisasi. Bila anak Anda belum mempunyai pengalaman ini, Anda bisa mengaturkan grup bermain baginya, atau Anda juga bisa membiasakan dia bermain dengan sepupu-sepupunya terlebih dahulu.

8. Jangan memaksa. Bila Anda memaksanya untuk bersosialisasi, Anda tidak membantunya untuk berteman, sebaliknya ini bisa membuat ia menjadi anti sosial. Seiring dengan waktu, anak Anda akan mengerti sendiri bahwa bermain dengan teman sebayanya adalah sangat menyenangkan.

sumber: www.nutrisibalitacerdas.com

04 Agustus, 2009

* YUK SEKOLAHKAN ANAK SEJAK DINI

Yuk Sekolahkan Anak Sejak Dini!

Untuk Anda calon ibu muda, sudah harus memperhatikan pendidikan si kecil sejak dini। Menurut data, perkembangan berpikir anak berkembang pesat saat balita. Ini juga bisa membuat si anak giat sekolah sampai dewasa kelak

Siang itu matahari bersinar terik. Anisa yang telah memakai seragam merah putih berangkat ke sekolah di sebuah desa di pedalaman Jawa Barat. Mulutnya terus terkatup, ketika guru memintanya untuk mengulang pelajaran berhitung yang sederhana. Dia bahkan sama sekali tidak membuka mulutnya untuk menjawab beberapa pertanyaan gurunya. Anisa sulit sekali diajak komunikasi. Dia tampak pasif dan penakut. Beda dengan Tomi walau sama-sama kelas satu SD, tapi Tomi lebih berani dan aktif. Anisa dan Tomi hanyalah contoh kecil, anak yang tidak ikut dan ikut PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini).

Mengapa pendidikan anak usia dini menjadi penting? Dari berbagai penelitian tentang anak menunjukkan bahwa perkembangan intelektual anak terjadi sangat pesat pada tahun-tahun awal kehidupan anak. Sekitar 50% variabilitas kecerdasan orang dewasa sudah terjadi ketika anak berusia 4 tahun. Peningkatan 30% berikutnya terjadi pada usia 8 tahun dan sisanya 20 tahun pada pertengahan atau akhir dasawarsa kedua.

Data dari Unicef juga menunjukkan bahwa anak-anak yang mengulang kelas adalah anak-anak yang tidak mengikuti PAUD sebelum masuk SD. Mereka adalah anak yang belum siap dan tidak dipersiapkan oleh orang tuanya memasuki SD. Adanya perbedaan yang besar antara pola pendidikan di sekolah dan di rumah menyebabkan anak yang tidak masuk pendidikan usia dini mengalami kejutan sekolah dan mereka mogok sekolah atau tidak mampu menyesuaikan diri sehingga tidak dapat berkembang secara optimal. Ini menunjukkan pentingnya upaya pengembangan seluruh potensi anak usia dini.

Tingkat kesadaran masyarakat terhadap pentingnya PAUD (0-6 th) masih rendah, terutama di desa-desa dan daerah pedalaman. Rendah karena kurangnya sosialisasi dan terbatasnya sarana dan prasarana.

Siapapun dan di mana pun mereka, anak-anak punya hak yang sama untuk mengecap pendidikan demi menyongsong masa depan mereka yang lebih baik. Karena dipundak merekalah nasib bangsa ini dipertaruhkan.

sumber: DETIK.COM

01 Agustus, 2009

* BILA ANAK MULAI MENJENGKELKAN

Dasar untuk menjalankan kehidupan adalah dengan menetapkan aturan.
KOMPAS.com - Bila Anda pernah menonton acara Nanny 911, Anda mungkin pernah melihat tingkah laku anak-anak yang sudah mirip "monster". Mereka tidak bisa diberitahu dengan cara teguran atau pun bentakan. Anda sendiri mungkin juga pernah mengalaminya, meskipun tidak separah yang Anda lihat di televisi. Macam-macam yang mereka lakukan. Dari menolak makan, belajar, berkeras meminta sesuatu (tanpa bisa diberi pengertian bahwa Anda belum gajian), dan lain sebagainya.

Sikap anak yang menunjukkan ketidaksetujuannya pada orangtua sebenarnya sudah diawali sejak ia masih bayi. Pada umur 1 tahun, anak sudah "cukup usia" untuk melakukan sesuatu dengan caranya sendiri. Cara yang digunakannya memang seringkali berbahaya, berantakan, atau bisa menciderainya, sehingga membuat orangtua khawatir. Namun pada usia ini sebenarnya anak bukannya sedang membangkang. Mereka hanya perlu mendengarkan instruksi Anda berulang kali.

Saat anak sudah lebih besar, perilakunya memang cenderung berubah menjadi pembangkang, karena ia sudah lebih tahu apa yang diinginkannya. Repotnya, menurut Duane Alwin, sosiolog dari Penn State University, pada masa sekarang orangtua kurang memberikan nilai-nilai kepatuhan pada anak, demikian juga keselarasan, dan menghargai wewenang orangtua. Orangtua lebih tertarik membantu anak mempelajari hal-hal seperti toleransi dan kemandirian. Pada penelitian lain, Leon Kuczynski, psikolog dari University of Guelph di Ontario, Canada, mengatakan, orangtua modern ingin membesarkan anak dengan dasar membangun hubungan, sehingga mereka memilih tidak menerapkan disiplin yang tegas.

Menurut Prof. DR. H. Arief Rachman, M.Pd, sebenarnya yang perlu dilakukan orangtua adalah mengembangkan situasi yang positif untuk anak. Bila anak menjadi menjengkelkan, biasanya hal ini disebabkan orangtuanya yang menjengkelkan mereka. Jadi, yang harus berubah lebih dulu adalah orangtua. "Sebaiknya, saat Anda sedang jengkel, jangan mengurusi anak. Biarkan Anda tenang dulu, melakukan recovery," ujar Pak Arief, seperti disampaikannya dalam seminar "Mengatasi Perilaku Menjengkelkan pada Anak", Jumat (24/7), di Jakarta Convention Center.

Pengamat pendidikan ini menekankan, anak hadir karena keinginan orangtuanya. Karena itu, orangtua tidak boleh enggan bekerja keras dan mudah menyerah dalam mendidik anak. Bahkan, orangtua yang bekerja pun harus selalu ingat bahwa dirinya harus mampu menyeimbangkan diri antara tugas sebagai ibu (atau ayah) dan sebagai wanita karir. Dasar untuk menjalankan kehidupan yang seimbang adalah dengan menetapkan aturan. Sampaikan peraturan tersebut pada anggota keluarga yang lain; bila perlu, tuliskan. "Jangan menganggap semua orang yang ada di sekeliling kita mengerti aturan yang kita tetapkan (jika kita tidak pernah menyampaikannya)," papar guru besar Universitas Negeri Jakarta ini.

Meskipun demikian, kita tidak harus selalu menyampaikan aturan tersebut dengan keras. Menyampaikan aturan yang keras kadang-kadang malah membuat anak kebal, dan mengabaikannya. Selain itu, kita memiliki otak kanan dan otak kiri yang harus dirangsang dengan seimbang. Otak kanan mengatur sikap patuh, disiplin, dan penurut. Sedangkan otak kiri lebih bebas, mendorong untuk berjalan sendiri, dan banyak bertanya.

Karena itu, bila menginginkan anak untuk melakukan sesuatu, kita tidak harus selalu menyampaikannya dengan nada perintah. Anda juga bisa memberikan dalam bentuk pertanyaan atau pilihan, misalnya, "Adek mau ikut Ibu pergi atau enggak?" Lalu jelaskan apa konsekuensi atau syaratnya, "Kalau mau ikut, habiskan dulu makanannya, ya?"

Tips mendisiplinkan anak:
*Jangan memukul. Hal ini memberikan pesan bahwa menggunakan kekuatan (fisik) diperbolehkan. Lagipula, anak belum bisa memahami hubungan antara respons Anda dengan kesalahannya.
*Jangan terlalu sering mengatakan "tidak" atau "jangan". Anak batita yang kelewat sering mendengarkan hal ini juga akan mengabaikannya, atau justru melakukan apa yang dilarang. Lebih baik Anda langsung mengatakan, "Adek, ayo matikan TV-nya."
*Jangan langsung melunak jika anak menangis. Hal ini bisa digunakannya sebagai "senjata" bila keinginannya tidak dituruti.
*Tetaplah tenang. Berteriak bisa membuat anak takut, namun hal itu belum tentu akan mengubah perilakunya.
*Berikan penghargaan saat anak berperilaku baik. Beri ciuman, pelukan, atau kata-kata pujian saat ia mendengarkan atau menuruti perintah Anda.
*Lakukan kontak mata. Hal ini menunjukkan respek dan menuntut perhatiannya.


DIN

* MAKANAN YANG MENCERDASKAN OTAK PADA MASA "Golden Years"


Anak-anak butuh asupan makanan yang tepat dan seimbang guna menjamin pertumbuhan fisik dan otak yang optimal.
KOMPAS.com — Penting untuk diketahui setiap orangtua, bahwa proses perkembangan dan pertumbuhan otak anak dimulai sejak ia masih dalam kandungan, hingga anak berusia 3 tahun. Pada masa-masa inilah sel-sel saraf otak berkembang amat pesat. Jika pada masa ini bayi tidak mendapatkan kebutuhan gizinya, kekurangannya tak akan bisa dipenuhi lagi di kemudian hari. Karena itu, penting untuk bisa memenuhi kebutuhan nutrisi seimbang di usia ini.

Perlu diketahui, ada dua tahap masa golden years anak: pertama, sejak konsepsi hingga bayi berusia 9 bulan dalam kandungan. Kesehatan bayi berada dalam kondisi optimal baru bisa terdeteksi langsung setelah kelahiran, yang ditandai dengan berat lahir normal, Inisiasi Menyusu Dini (anak langsung mencari puting ibu), dan anak menangis. Kedua, dihitung sejak kelahiran bayi hingga 2 tahun.

Ketika anak lahir, otaknya baru mencapai perkembangan 60 persen, dan ketika ia mencapai 2 tahun, otaknya baru mencapai 80 persen. Makin ia berkembang hingga 14-15 tahun, otaknya mencapai perkembangan hingga 90 persen. Tentunya ini diketahui dengan membandingkan kemajuan fisik dan kemampuan anak sesuai tabel pertumbuhan anak. Untuk bisa mencapai potensi optimal otak dan pertumbuhan fisiknya, diperlukan nutrisi tepat dan seimbang, juga stimulasi untuk otak.

Asupan anak untuk periode usia emas kedua merupakan hal yang krusial untuk anak. Diperlukan kemauan dan kerja keras orangtua untuk memastikan si kecil mendapat nutrisi tepat dan seimbang tersebut. Apa saja yang dibutuhkan?

Makanan yang terbaik dan tepat untuk bayi berumur 0-6 bulan adalah ASI. Bayi usia 6 bulan bisa diperkenalkan kepada makanan padat sesuai kemampuan dan umurnya. Misal, nasi tim, sari buah, dan lainnya. Makin beragam jenis makanan yang diperkenalkan pada anak, makin variatif menunya, makin baik dampaknya kepada pemenuhan zat gizinya.

Pertumbuhan yang cepat pada usia balita memerlukan penambahan konsumsi zat pembangun (bahan makanan mengandung protein) dan pengatur (bahan makanan mengandung vitamin dan mineral). Bertambahnya aktivitas memerlukan penambahan bahan sumber tenaga (bahan makanan mengandung karbohidrat dan lemak). Pertumbuhan mental memerlukan lebih banyak zat pembangun, terutama untuk pertumbuhan sel-sel otak yang sangat cepat.

Ir Marzuki Iskandar, MTP, dari Persatuan Ahli Gizi Indonesia mengatakan bahwa karbohidrat harus memenuhi 55-60 persen, sementara protein 15-20 persen, lemak 25-30 persen, dan sisanya vitamin. Karbohidrat bisa didapatkan melalui bahan makanan seperti umbi-umbian, jagung, dan gandum. Sementara protein hewani dan nabati bisa didapat dari ikan, kacang kedelai (tahu dan tempe), susu, dan keju. Lemak yang berasal dari hewani dan nabati juga penting untuk dipenuhi lewat sumber lemak esensial yang juga dikenal sebagai lemak cerdas (DHA, AA, Omega-3, dan Omega-6). Vitamin bisa didapat dari buah dan sayur, juga sinar matahari pagi hari, demikian disampaikan Ir Marzuki dalam seminar "Brain Food untuk Masa Golden Years", Jumat (24/7) di Jakarta.

Makanan apa yang terbaik untuk otak yang harus terpenuhi? Ir Marzuki, yang biasa disapa Pak Uki, menjabarkan, untuk Omega-3, bisa didapat dari labu parang, minyak biji kapas, dan kacang-kacangan. Sementara untuk Omega-6 bisa didapat dari jagung, biji bunga matahari, biji wijen, dan susu pertumbuhan yang diperkaya dengan lemak esensial tadi. Sementara untuk DHA bisa didapatkan melalui salmon, makarel, herring, sardin, tuna, minyak wijen, lemon, minyak biji bunga matahari, kenari, zaitun, dan lain-lainnya.

Makanan terbaik untuk protein otak adalah tyrosine dan tryptophan yang bertugas sebagai penyampai pesan ke otak dan pengolah pesannya. Bahan ini bisa didapatkan dari telur, susu pertumbuhan yang sudah diperkaya kedua hal ini, ikan-ikanan, daging putih (daging unggas), daging merah, dan biji-bijian seperti kacang serta hasil olahannya (tempe, tahu, dan oncom).

Pak Uki juga menyatakan akan pentingnya 9 mineral kunci kekuatan mental, yakni zat besi, magnesium, fosfor, mangan, sodium, potasium, kalsium, seng, dan boron. Zat ini menjamin pesan otak mengalir lancar ke seluruh sistem saraf dan otak. Tujuh vitamin yang juga sangat penting bagi otak adalah; vitamin B1, B2, B3, B5, B6, dan biotin, ditambah vitamin C.

Jangan lupakan juga fungsi sayuran. Warna pada sayuran bisa mengisyaratkan kandungannya. Warna-warni makanan memiliki kandungan zat gizi yang penting bagi kesehatan otak, seperti:
*Paprika merah, kaya akan beta karoten.
*Bawang bombay, warna kuningnya dari antoxantin, pelindung kuat terhadap kerusakan akibat radikal bebas.
*Brokoli, kaya akan beta karoten yang juga ada di dalam wortel.
*Bit, warna ungunya disebabkan karena antosianid, yang melindungi membran otak.
*Tomat, warna oranye kemerahannya menandakan antioksidan likopen yang kuat untuk melindungi membran otak.
*Wortel, warna jingganya berasal dari beta karoten, mineral kalsium, magnesium, dan zat besi.
*Alpukat, mengandung beta karoten, vitamin C, dan vitamin E. Buah ini juga mengandung lemak tidak jenuh.
*Jambu biji, sumber vitamin C tinggi.
*Pepaya, vitamin C yang tinggi dan enzim papain untuk mencerna protein.

Perlu diingat juga, diperlukan variasi untuk memberikan makanan kepada anak-anak. Selain karena anak-anak bisa bosan dengan makanan yang sama berulang-ulang, variasi pun memperkaya vitamin dan gizi yang diasup anak. Salah satu asupan yang tak boleh terlupakan pula adalah air, untuk memastikan bahwa makanan terproses dan menghantarkan zat-zat penting tadi ke seluruh tubuh.

NAD

* KIAT MEMILIH PENGASUH BALITA YANG BAIK


KUALITAS tumbuh kembang anak di bawah usia lima tahun ditentukan faktor keturunan dari orangtua dan lingkungan yang bisa memenuhi kebutuhan jasmani, asih, dan asah balita. Bila kedua orangtua bekerja setiap hari dari pagi sampai petang dan pengasuhan di serahkan sepenuhnya kepada pengasuh balita, meski kedua orangtuanya berpendidikan menegah atau tinggi.

Maka dari itu, kualitas pengasuh balita (baby sitter atau pramubalita) akan berpengaruh besar dalam pembentukan kualitas balita Indonesia. "Karena itu, orangtua perlu berhati-hati memilih balita untuk memperkecil dampak negatif yang timbul akibat rendahnya kemampuan pramubalita dalam memberi asih dan asah kepada balita yang diasuhnya," kata dokter spesialis anak konsultan tumbuh kembang pediatri sosial dr Soedjatmiko, Jumat (24/4), di Jakarta.

Setiap hari ayah dan ibu harus berusaha untuk berinteraksi dengan balitanya sebanyak-banyaknya, untuk memberikan asih dan asah sebanyak -banyaknya, sehingga kualitas tumbuh kembang balitanya tidak didominasi perilaku pramubalita tetapi dibentuk pula oleh perilaku ayah dan ibunya yang berpendidikan lebih tinggi, sehingga balita-balita Indonesia kelak akan jadi manusia dewasa yang bermutu tinggi pula.

Pada prinsipnya pengasuh balita harus sehat jasmani dan rohaninya. Sehat jasmani artinya ia tidak mengidap penyakit yang dapat ditularkan kepada balita yang diasuhnya, fisiknya kuat dan terampil untuk memenuhi berbagai kebutuhan balita. Sehat rohani artinya pramubalita harus punya rasa kasih sayang dan sabar terhadap balita yang diasuhnya (asih) dan terampil mengajak bermain balita untuk memberi berbagai rangsangan (asah) untuk memacu perkembangan balita.

Kesehatan jasmani pramubalita

Untuk mengetahui kesehatan jasmaninya, idealnya semua pramubalita harus diperiksa fisiknya oleh dokter keluarga, untuk mengetahui apakah ada penyakit yang dapat menular pada balita yang diasuhnya. Sebaiknya dilengkapi dengan pemeriksaan laboratorium darah, urin, dahak, tinja dan foto rontgen. Pemeriksaan dilakukan sebelum mulai berkerja, kemudian diulang secara periodik misalnya setahun sekali.

Pemeriksaan fisik dapat menilai kesehatan, kekuatan dan ketrampilan fisik pramubalita, tetapi yang terpenting untuk mencari kemungkinan ada penyakit yang dapat ditularkan kepada balita melalui tangan, badan, mulut, nafas, dan saluran pencernaan. Penyakit kulit misalnya kudis, jamur, skabies dan kutu rambut, dapat menular bila pramubalita mandi kurang bersih, tidak memakai sabun atau penyakitnya tidak diobati.

Penyakit saluran nafas, di antaranya batuk, pilek, tuberkulosis dan difteri, dapat menular bila pramubalita ketika batuk pilek tidak menutup hidung dan mulut dengan masker, saputangan atau serbet. Penyakit saluran kencing dapat menular bila sesudah cebok, pramubalita cuci tangan tidak bersih dan tidak menggunakan sabun. Penyakit saluran pencernaan, misalnya cacingan, tifus perut, hepatitis, disentri, dan muntah-berak, dapat menular bila pramubalita tidak mencuci tangan sampai bersih.

Pemeriksaan laboratorium darah, urin, dahak dan tinja dap at mengetahui kemungkinan adanya penyakit pada pramubalita misalnya kurang darah (anemia), infeksi saluran kencing, infeksi saluran nafas dan paru, infeksi usus, telur cacing, amuba, bakteri tipus, bakteri-bakteri lain. Pemeriksaan foto rontgen dapat melihat kelainan pada paru, jantung, tulang iga dan dada. "Bila pramubalita dicurigai ada penyakit, sebaiknya segera di periksakan ke dokter keluarga terdekat," kata Soedjatmiko.

Pengetahuan dan ketrampilan kurang

Idealnya pramubalita harus mempunyai dua modal utama yaitu, mempunyai rasa kasih sayang (asih) terhadap balita yang diasuhnya, dan mempunyai pengetahuan serta ketrampilan bermain dengan balita untuk merangsang atau menstimulasi perkembangan balita yang diasuhnya. "Ini sebenarnya merupakan peran keluarga (ayah dan ibu) dalam mengasuh balitanya. Tetapi bagi keluarga yang suami-istri bekerja, terpaksa peran ini dilimpahkan pada pramubalitanya ketika ayah dan ibu tidak ada di rumah," ujarnya.

Sayangnya pada umumnya kursus-kursus pramubalita tidak mampu memberi pengetahuan dan ketrampilan asih dan asah atau stimulasi tersebut kepada pramubalita sehingga mereka umumnya hanya trampil dalam memandikan, menceboki, memberi makan, menggendong dan mencuci pakaian balita.

Pramubalita harus sabar, penuh kasih sayang dan konsisten dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan balita, sehingga menimbulkan rasa nyaman dan aman kepada balita, sehingga balita merasa percaya kepada lingkungannya, berani mengeksplorasi lingkungan, serta bera ni mencoba melakukan berbagai kegiatan. Hal ini akan menimbulkan percaya diri pada balita yang merupakan landasan penting bagi pengembangan emosi sosial serta keberanian berkreasi di kemudian hari.

Pramubalita yang sering menakut-nakuti, mengancam, memarahi, memaki apalagi menghukum, mencubit atau memukul balita yang diasuhnya maka dapat diadukan karena perlakuan salah atau kekerasan pada anak, sehingga balitanya akan jadi pencemas, merasa tidak aman, penakut, tidak percaya diri . Hal ini akan mengganggu perkembangan emosi-sosial di kemudian hari dan tidak mempunyai keberanian untuk bereksperimen. Bahkan balita yang sering mengalami kekerasan kelak sesudah dewasa cenderung akan melakukan kekerasan pula pada anak-anaknya.

Selain itu pramubalita harus mengetahui cara bermain dengan anak untuk merangsang perkembangan berbicara, berpikir (kecerdasan), keberanian meniru, mencoba, menyusun, merangkai, memecahkan masalah, duduk, berdiri, berjalan, berlari, meloncat, melempar, menggambar, tenggang rasa, berbagi, kemandirian dll. Umumnya kursus pramubalita tidak mampu memberi pengetahuan dan pelatihan tentang hal ini.

Sikap dan perilaku

Perilaku balita awalnya bersumber dari refleks-refleks alamiah, dan berkembang lebih kompleks dengan mendengar, melihat, mencoba, menirukan lalu bereksperimen. Bilamana pramubalita sehari-hari berbicara baik, berperilaku baik, memberi contoh-hal-hal baik, mendorong balita untuk mencoba, memberi pujian bila berhasil, tak banyak membatasi, melarang atau mengancam, tidak memarahi, memaki, menghukum, mencubit dan tidak memukul, maka balita juga akan berkembang jadi anak baik.

Namun bilamana sehari-hari pramubalita sering berbicara kasar, kotor, tidak etis, maka tanpa disadari balita akan banyak meniru kata-kata itu. Bila sehari-hari pramubalita sering melakukan sesuatu yang berbahaya di depan balita, misalnya mengorek telinga, mengiris dengan pisau, menggunting, mengutak-utik stop kontak listrik, atau lalai ketika menyeterika, menggoreng, meletakkan air panas, maka balita akan menirukan perilaku pengasuhnya sehingga dapat menimbulkan kecelakaan dan cedera pada balita.

Bila pramubalita banyak melarang, membatasi, tidak memberi kesempatan balita untuk mencoba atau berkreasi, apalagi sering memarahi, mengancam, mencubit atau memukul maka balita tidak punya percaya diri, pencemas, penakut sehingga tidak mempunyai keberanian mengembangkan ide dan kreativitas di kemudian hari. "Karena itu, sikap dan perilaku dari pramubalita ikut menentukan kualitas generasi mendatang," ujar Soedjatmiko.

sumber: kompas.com (evy)


* POLA MAKAN SEHAT UNTUK BALITA

Seiring dengan pertumbuhan balita Anda, pola makannya pun akan berubah. Mulai banyak jenis makanan yang ia bisa dan suka makan. Tetapi yang ia bisa dan suka makan bukan berarti selalu baik untuknya. Beberapa jenis makanan yang mengandung tepung putih, lemak tinggi, gula, pewarna buatan, bahan kimia, dan lain-lain tidaklah baik untuk dikonsumsi balita Anda sehari-hari. Jadi bagaimana cara mendidik balita Anda untuk mempunyai pola makan yang sehat? Tips-tips di bawah ini dapat membantu Anda.

Jadikan rumah Anda sebagai “surga nutrisi” untuknya. Anda mungkin tidak bisa terlalu mengawasi pola makan anak Anda saat ia berada di luar rumah, tetapi Anda bisa mengawasinya saat ia berada di rumah. Dengan menjaga tradisi makanan sehat di rumah Anda, dan memberikannya makanan yag tidak mengandung bahan-bahan yang tidak baik untuknya, balita Anda akan selalu memakan makanan yang bernutrisi tinggi untuk tubuhnya.

Berikan mereka makanan sehat yang lezat. Jika Anda mengganti permen dengan potongan wortel, tentu saja balita Anda akan menganggap makanan bernutrisi tinggi dengan rasa tidak enak. Berikanlah mereka makanan yang sehat tetapi lezat, buah-buahan yang menarik, dan sebagainya. Balita yang belum terkontaminasi dengan makanan yang tidak sehat akan lebih menyukai makanan sehat dibandingkan makanan ringan yang berkalori tinggi.

Berikan contoh dengan pola makan Anda sendiri. Bahkan anak berusia 2 tahun akan protes jika ada standar ganda di keluarga, dimana ia harus makan yang sehat tetapi Anda memakan makanan yang tidak bernutrisi tinggi. Berikan ia contoh bahwa bukan saja anak kecil yang harus makan sehat tetapi mempunyai pola makan sehat berguna bagi seluruh keluarga.

Beritahukan semua yang mengurus balita Anda bahwa Anda ingin mereka makan sehat. Karena bukan cuma Anda yang mengurus balita Anda, Anda harus memberitahu pengasuh mereka, guru mereka di Pre-School, TK, dan sebagainya bahwa mereka harus dibiasakan makan sehat. Ini bukan berarti mereka tidak boleh memakan kue ulang tahun saat teman atau sepupu mereka merayakan ulang tahun, tetapi hanya sebagai indikasi bahwa Anda ingin mereka makan sehat senantiasa dan bukan makan junk food/makanan yang tidak bernutrisi.

Buat perjanjian dengan anak Anda. Sering kali yang menyebabkan balita Anda memakan makanan yang tidak sehat adalah pengaruh teman sebayanya. Dengan membuat perjanjian dengan anak Anda, supaya mereka menghindari makan makanan junk food/yang tidak bernutrisi saat bermain dengan teman-temannya, akan membantu anak Anda untuk mempunyai pola makan yang sehat.

Jangan terlalu ketat. Pada akhirnya, bila Anda selalu memaksanya untuk makan sehat, balita Anda bisa merasa frustrasi karena Anda terlalu keras mendidiknya. Berikan dia kesempatan sekali-sekali untuk memakan makanan junk food, sebagai “hadiah” karena ia sudah berhasil mempunyai pola makan yang sehat. Batasi jumlahnya dan jangan terlalu sering membiarkannya jajan di luar. Dengan ini, rasa ingin tahunya akan terpenuhi tanpa merusak pola makan sehatnya.

sumber: www.nutrisibalitacerdas.com